Assalamualaikum Wr. Wb.
LombokNesia-ada lagi nih postingan mengenai air terjun tersembunyi dan masih jarang diketahui masyarakat yang bernama Air Terjun Sekeper di Lombok Utara. Dikutip dari:
http://berbagifun.blogspot.com/2013/10/perjuangan-menuju-air-terjun-sekeper-di.html
Berawal dari postingan orang di Facebook, saya jadi tahu ada air terjun di Lombok Utara yang masih sangat sangat alami, lokasinya tersembunyi sehingga masih jarang orang yang bisa sampai sana, dan konon ini Air Terjun tertinggi di Pulau Lombok, namanya Air Terjun Sekeper yang lokasi tepatny ada di desa Santong, Kecamatan Kayangan, KLU. nah dari situ hasrat dan keinginan saya untuk mencapai lokasi air terjun itu memuncak, hohoho. Dari hasil investigasi saya, akhirnya saya dapat kenalan orang asli sana yang bisa nganter ke Lokasi, namanya "Adi", yang ternyata dia adalah pegawai di kantor desa Santong, dan rumahnya ada persis di belakang kantor kepala desa Santong.
Perjalanan dari Mataram menuju Santong, kita tempuh selama dua jam naik motor dengan kecepatan normal. Sampai di Santong, oleh mas Adi, motor saya dititipkan di rumah salah satu warga,nah dari situ kita lanjutkan dengan berjalan kaki menuju Air Terjun. Menurut info dari mas adi, lokasi air terjunya ada di antara dua gunung kembar, dia pun sambil menunjuk ke arah timur, dimana disana memang ada dua puncak bukit yang bentuknya sama, wuih kalau dilihat sekilas, lokasinya jauh banget booo.
Baru beberapa meter berjalan, si Mas Adi tiba tiba mendekat ke arah pagar kebon dari tanaman, kirain rutenya memang harus lewat situ, eh ternyata dia metik buah kecil berwarna merah yang bentuknya mirip strawberry, kata dia itu adalah Strawberry Santong, hohoho.. Asem buahnya, gak enak
Sebelum mulai masuk wilayah perkebunan coklat, ada warung makanan. Disitu kita membeli perbekalan berupa air minum dan roti, kata dia sih harus beli makan biar gak kelaparan, alhamdulilah kita udah bawa nasi bungkus yang udah kita beli di Mataram.
Di deket warung ini ada persimpangan, kalo yang ke arah bawah yaitu menuju DAM, kita ambil jalur yang atas. Awal awal masih enteng nih, jalurnya masih datar, cuma kadang kadang menanjak dikit. Di sepanjang awal perjalanan ini kita banyak bertemu orang yang sedang mengangkut balok balok kayu, dari info mas ardi sih dihutan sana memang marak pembalakan liar, karena masih banyak pohon pohon besar, dan memang hutan disini kurang pengawasannya.
Belum terlalu jauh berjalan, sampai di persimpangan, dimana di sebelah kiri ada berugak dan dua bangunan yang mirip Toilet Umum, yang sepertinya sudah tidak berfungsi lagi, sedangkan di sebelah kanan ada jalan menurun. Di sini si mas adi berhenti, lalu menjelaskan bahwa jalan ke kanan yang menurun ini adalah jalan menuju Air Terjun Tiu Teja, dia nanya apakah mau mampir sini dulu atau lanjut, saya sih bilang nanti aja pulangnya mampir.
Checkpoint kita yang pertama yaitu di sebuah jembatan kayu yang di bawahnya mengalir sungai jernih berbatu batu raksasa, yang mana ini adalah sumber air dari Air Terjun Tiu Teja yang persimpangannya kita lewati tadi. Disini dpilih jadi lokasi istirahat karena di depan sana menanti jalur menanjak yang lumayan curam dan panjang.
Woyooo ternyata bener, setelah dari jembatan tadi, jalurnya menanjak terus, ini sih bener bener mendaki gunung nih. Sampai akhirnya sampai juga di jalur mendatar, disini banyak banget pohon kakao dan kopi, serta beberapa pohon pisang. Nah kebetulan ada kakao yang udah mateng ini, si mas adi pun metik satu buat dimakan kita kita. Cara makan nya yaitu, buah kakao nya dibelah, nah didalamnya ada segerombolan bulatan bulatan putih yang menempel pada tulang buah di tengah, itulah yang kita emut dan isep isep, tapi yang dikonsumsi bagian selaput putih2 nya aja ya, bijinya yang warna coklat/item itu keras dan pahit.... hmmm asem asem manis, segerrr.
Perubahan kondisi sekitar dari perkebunan menjadi hutan lebat ditandai dengan adanya pintu gerbang yang terbuat dari batang pohon besar ini, awalnya saya mengira ini adalah dua pohon yang berbeda, tapi setelah melihat ke atas, wow ini ternyata satu pohon besar, dimana kayu yang di sebelah kanan ini adalah bagian akar gantung dari pohon utama wuih udah berapa ratus tahun nih usia pohon ini...
Yuph, semakin lama perjalanan semakin sulit saja, kondisi jalur sekarang menanjak kembali, dengan kemiringan yang lumayan curam, ditambah jalur yang sempit membelah semak belukar, maklum jalur ini sangat jarang dilalui manusia, yaa berharap saja gak ketemu macan ato singa di sini ya.
Setelah sampai di Pohon Besar yang miring, kita keluar jalur, jalur yang sudah terbentuk itu terus ke arah atas, sedangkan kita belok kanan menuruni gunung, nah disini si mas adi mulai berusaha keras membuka jalur, dilihat lihat sih ini udah lama gak dilewati manusia, rimbun, bener bener seperti buka jalur. Dia hapal jalurnya karena jalurnya udah ditandai dengan potongan tali rafia warna biru yang diikat di pohon pohon, jadi tinggal ikuti itu aja.
Tantangan berikutnya yaitu kita harus menghindari daun gatal, entah nama pohonny apa, pokoknya kalau kita menyentuh daun itu, kita akan merasakan gatal gatal selama dua hari, beuhh jangan sampai dah nyentuh daun itu, mas adi dengan sabar nunjukin mana daun yang harus kita hindari, karena kita kita belum bisa bedain daun mana yang bikin gatel, lha hampir sama semua daun daunnya.
Sejak dari Pohon Miring tadi, jalur terus menurun, ini sih gampang ya, cuma harus hati hati aja agar gak kepeleset, lha sebelah kanan ini jurang jeh, kepikiran nanti pas baliknya ini lho, bakal naik terus dengan kondisi yang menyeramkan gini, beuh.
Setelah sekitar dua jam setengah berjalan kaki dengan susah payah, akhirnya kita bisa sedikit melihat derasnya aliran Air Terjun Sekeper, Alhamdulilah yaaa sebentar lagi sampai, Aaaaaaa pengen teriak rasanya.. Fotoan dulu di spot ini.
Tantangan belum selesai, karena kita masih harus menuruni tebing hingga sampai ke sungainya, untung saja gak ujan ya, kalau ujan saya yakin gak bakal bisa lewat sini. Meskipun tadi udah bisa melihat, ternyata butuh waktu setengah jam untuk bisa bener bener mendekat ke air terjun nya.
Subhanallah..... Indah banget air terjunnya, Sumpah Super duper indah..... JUARA..!!! Layak dah dikatakan Air Terjun ini Air Terjun tertinggi di Lombok, emmang bener bener tinggi, jangan ditanya berapa meter tingginya ya, saya gak ngukur.
Setelah puas foto foto narsis, kita makan bersama... Setelah tenaga terkuras abis buat trekking ke sini, ini saatnya diisi dengan nasi bungkus, hohoho, berhubung kita tiga orang sedangkan cuma bawa nasi dua bungkus, alhasil nasinya digabung jadi satu dan dimakan bareng bareng bertiga, aseeek so sweet yaaaa..
Setelah kenyang, kita pun gak nyia nyiain waktu hanya untuk duduk duduk aja, rasanya sayang banget udah jalan kaki jauh jauh selama tiga jam kalo gak nyebur. Di sini ada satu kolam yang airnya tenang banget, jernih banget dan yang pasti dingiiin banget... brrrrr. Nyebur dah kita.
Setelah nyebur, si mas adi mengajak kita untuk selangkah lebih dekat ke Air Terjun nya, nah disini kita harus melewati bebatuan besar yang licin ditumbuhi lumut, harus bener bener hati hati, saya udah gak berani megang kamera disini karena kencengnya cipratan air yang terbawa oleh angin.
Aaaaaaaaaa teriak saya disini, maha karya Tuhan yang luar biasa, bersyukur banget saya bisa sampai sini, melihat ke depan atas, ribuan liter air jatuh dengan bebas gak ada abisnya, balik ke belakang, cipratan air yang kebawa angin terlihat seperti hujan abadi yang gak ada redanya.
Kemudian mas adi mengajak kita untuk ke pojok kiri air terjun, di sana ada kucuran kecil air panas, waw waw waw, tapi eh tapi berhubung kaki saya lagi gak fit, dan medan nya harus naik mendekat ke dinding tebing dengan ngelewatin batu batu besar, saya gak ikutan, jadi cuma mas adi ama agus aja yang kesana. Dan benar saja, menurut si agus airnya memang hangat tapi alirannya kecil, sepertinya sih dari atas suhunya panas, tapi karena mungkin sedikit tercampur ama aliran deras Air Terjun yang suhunya dingin, aliran air panas tadi turun suhunya jadi hangat.
Waktu udah menunjukkan jam dua siang, kita pun harus bergegas pulang agar gak kesorean pas sampai desa nanti, perkiraan waktu tiga jam (seperti saat berangkat tadi), jam lima sore baru sampai di pusat desa.
Dengan jalur yang sama seperti tadi kita berangkat, ternyata kita butuh waktu setengah jam lebih lama. Alhasil dimana rencana awal kita mau mampir ke Air Terjun Tiu Teja pun gagal, ya sudahlah... Setelah sampai di tempat nitip motor tadi, kita bertiga langsung menuju ke Batu Mesir yang gak jauh di sini, nah Batu Mesir ini adalah tempat nongkrong nya anak gaul Santong di sore hari buat ngelihat Sunset. (lebih lengkapnya silakan tunggu postingan berikutnya yaa)
Alhamdulilah, selesai sudah petualangan penuh perjuangan hari ini, rasanya bangga nih bisa jadi salah satu dari beberapa manusia yang udah menginjakkan kaki di Air Terjun Sekeper, yang notabene Air Terjun Tertinggi di Pulau Lombok :)
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya :)
NB : Bagi yang mau trekking ke Air Terjun Sekeper, silakan menghubungi Adi di 081916051591
sumber: http://berbagifun.blogspot.com/2013/10/perjuangan-menuju-air-terjun-sekeper-di.html
Mas! Ini sumpah deh perjalanan ke air terjun dan kolamnya bikin mupeng! ;-(
ReplyDelete