Sunday, October 12, 2014

LombokNesia-Mungkin Anda Kurang akrab mendengar Sebuah pantai di pulau Lombok, yaitu pantai Planet atau Pantai Surga Kalau Bahasa Inggrisnya Atau Bahasa Gaulnya HEAVEN ON THE PLANET. Memang Ini Termasuk Dalam Keindahan Lombok Yang tersembunyi. Pantai Surga berada di wilayah Lombok Timur bagian selatan tepatnya Jerowaru, sekitar 30km dari kota Selong. Tepatnya di Ujung Teluk Ekas
Keunikan Pantai ini adalah dua bukit yang berada dikiri-kanan pantai sehingga terasa milik pribadi. Airnya yang tenang membuat banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Pantai ini, seperti Berjemur, Berenang, Snorkeling, Diving, Surfing, dll. Jika ingin Surfing anda harus ketengah terlebih dahulu karena disana terdapat ombak yang lebih besar. 
Para wisatawan mancanegara itu begitu bahagia bercengkerama bersama di permukaan air yang bening dan biru. Sesekali mereka mengapung untuk beberapa saat, kemudian dengan mengangkat badannya, berdiri di atas papan selancar, dan akhirnya bergerak meliuk–liuk mengikuti arah ombak ke arah pesisir.
Ketika air surut, mereka berenang ke arah tengah lautan sembari mengamati gerakan air. Begitu ombak bergulir, mereka pun meluncur mengikuti gerakan air ke tepian pantai.
Itulah pemandangan yang menonjol di Pantai Surga, kawasan Teluk Ekas, Dusun Lendang Terak, Desa Pemongkong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Teluk ini—seperti umumnya perairan selatan Pulau Lombok—yang berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia, menjadi alternatif para peselancar. Kawasan Pantai Kute, Tanjung An, Gerupuk, dan Mawon, di Lombok Tengah, serta desert point Bangko–Bangko di Lombok Barat adalah pilihan lain bagi para peselancar tersebut.
Lokasi–lokasi berselancar itu umumnya memiliki garis pantai yang indah, berair jernih, dan nuansa petualangannya pun demikian terasa, seperti kawasan Teluk Ekas.
Kerry Black, pakar terumbu karang buatan untuk selancar asal Selandia Baru, mengatakan, ombak di daerah di sekitar Teluk Ekas sangat bagus dan disenangi para peselancar.
“Tengoklah dari kejauhan, bukit–bukit itu bagaikan putri sedang berbaring,” tutur Black seraya menunjuk gugusan bukit membentang dari utara dan ke barat Teluk Ekas. “Jika berdiri di bukit tersebut, Anda bak menikmati heaven on the planet,” kata Black menambahkan.
Dia pun memerinci nuansa petualangan dimaksud. Pada malam hari di tempat ini debur ombak dan suara binatang malam yang bersahutan membuat hati terbuai. Sayangnya, untuk menuju tempat itu, orang harus melalui jalan sepanjang 12 kilometer—dari Dusun Jor ke Dusun Lendang Terak—yang aspalnya sudah mengelupas dan berlubang.
Setelah itu, jalan yang tersedia hanya berupa jalan tanah yang diapit semak belukar dan bukit dan hanya bisa dilewati satu kendaraan roda empat. Ketika jalan dibasahi air hujan, kendaraan roda empat biasa—yang bukan gardan ganda—dijamin tak mampu melewati kawasan itu. Selain sepi penduduk, di lokasi itu pun jarak permukiman warga yang ada umumnya berjauhan satu dengan lainnya.
Cocok untuk Peselancar Dunia
Menurut Drs Karnan, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, yang juga pemerhati kelautan, Teluk Ekas dan sekitarnya memang cocok untuk obyek selancar karena letaknya berhadapan dengan Samudra Indonesia.
Namun, katanya, bagi mereka yang senang melakukan snorkeling atau penyelaman, tempat itu tidaklah terlalu menarik. Pemandangan bawah airnya, menurut Karnan, biasa–biasa saja, kalah beragam jika dibandingkan dengan obyek wisata Gili Terawangan, Lombok Barat. Ikan kerapu, ekor kuning, lele laut, lobster, gurita, ikan hias (clawn fish), dan koral merah (red coral) berbentuk kipas memang ada di sana, tetapi pemandangan keseluruhannya bisa dibilang biasa saja.
Sekarang ini memang ombak yang menjadi daya tarik utama wisatawan untuk mengunjungi Pantai Surga atau Pantai Ekas yang pantainya sama–sama berpasir putih. Di perairan teluk yang berjarak 70 kilometer arah tenggara Mataram itu, pada musim tertentu, tinggi gelombang atau ombak mencapai lima meter.
Menurut keterangan para pemandu wisata di sana, lama tinggal wisatawan mancanegara di kawasan itu paling lama 21 hari. Mereka tinggal di sebuah penginapan yang pembangunannya masih dalam tahap penyelesaian, meski hanya menyediakan 11 kamar.
Meski demikian, fasilitas yang terbatas itu bukan halangan bagi peselancar. “Mereka bahkan tidak jarang tidur bergerombol di restoran penginapan itu, selain ada pula yang membawa tenda, atau tidur di hammock (tempat tidur gantung) yang diikatkan pada dua batang pohon,” tutur Naim, pemandu wisata.
Meski memiliki fasilitas penginapan terbatas, ombak Pantai Surga tetap memikat para wisatawan, khususnya peselancar. “Yang penting mereka bisa surfing,” kata Naim lagi.
Ia menambahkan, setiap bulan ada sekitar 50 wisatawan mancanegara menginap di sekitar itu dengan masa tinggal paling sedikit empat hari. Karena itu, bagi yang menyukai petualangan seperti itu, mengapa tidak mencoba keindahan Pantai Surga?

0 comments:

Post a Comment