Saturday, December 6, 2014

LombokNesia-Perang Topat (perang ketupat) sebuah perang yang menyimbolkan perdamaian antar umat Islam (Sasak Lombok) dan Hindu (Bali). Lokasinya berada di Pura Lingsar Lombok Barat (Sekitar 15 menit kearah timur Mataram). Di tahun 2014 ini event ini diadakan pada hari Sabtu, 6 Desember 2014. Karena saya seorang pelajar dan berada di Lombok Timur jadi saya copy postingan dari berbagifun.blogspot.com Ini dia ceritanya:......



Weekend di awal Desember 2014 dimeriahkan oleh event besar yang digelar pemerintah Kabupaten Lombok Barat, yaituPerang Topat. Event ini ada setiap tahun di Bulan Desember. Karena diadain pas Bulan Desember jadinya setiap event ini pasti diiringi oleh gerimis hujan yang awet sejak mulai sampai selesai. 

Awalnya saya janjian dengan tiga orang temen, tapi ternyata dua diantara mereka kibarkan bendera putih gegara hujan, alias takut hujan, yasudah akhirnya saya pergi berdua dengan Yadi, temen baru saya yang sebentar lagi menikah.

Ini adalah kali kedua saya ikut event ini, pertama ikut dulu pas tahun 2011, udah saya posting juga sih di blog ini, silakan dicari ya.

Seperti biasa, event ini digelar di komplek taman lingsar, lombok barat yang lokasinya gak terlalu jauh dari Kota Mataram, ya kira kira 30 menit lah naik kendaraan bermotor.


Sekitar jam 4 sore, kita sudah sampai di lokasi. Komplek Taman Lingsar yang biasanya sepi, sore ini berubah menjadi seperti pasar, selain dipenuhi pengunjung, juga dipenuhi oleh para pedagang, mulai dari berbagai jenis makanan (lemang, jagung bakar, soto, bakso), baju, bahkan CD/DVD bajakan, lengkap dah pokoknya.

Di sekitar panggung sudah siap para penabuh gendang beleq yang rencananya mau tampil untuk menyambut kedatangan Bupati Lombok Barat dan jajarannya, dan jalan menuju panggung dijaga ketat oleh para petugas Satpol PP Lobar yang unyu unyu, hihihi


Selain warga lokal, banyak juga ternyata bule yang datang, ada yang sendiri, ada yang ama pasangannya, ada yang ama keluarganya. Di sini bule diistimewakan oleh para polisi, jadi kalau ada bule yang mau ke barisan kerumunan paling depan, si pak polisi bantu buka jalur agar si doi bisa berdiri paling depan, hohoho enak ya, sayang sekali muka saya Indonesia banget jadinya gak mungkin nyamar jadi bule, pasti ketahuan lah. Dan setelah sekian lama menunggu, akhirnya tamu agung yang ditunggu tunggu pun tiba, Selamat Datang Bapak Bupati... *salim


Kemudian dilanjutkan dengan iring iringan para bapak bapak berpakaian prajurit Belanda warna Hijau lengkap dengan senapannya, Ibu Ibu yang membawa berbagai macam hasil bumi dan ketupat (topat) yang nantinya akan dijadikan amunisi perang, dan tarian tawaq-tawaq. Iring iringan ini menuju bagian dalam pura dimana kita kita gak boleh masuk, jadinya kita gak tahu ada apa dan sedang terjadi apa disana. Selama menunggu itu, di panggung digelar pertunjukanPeresean dan Tari Mandalika.






Acara puncak yang ditunggu tunggu pun akhirnya tiba, yaitu prosesi perang topat, yang diawali dengan pelemparan topat pertama oleh bupati Lombok Barat dan tamu undangan lain. Dengan pelemparan pertama ini, secara resmi perang topat pun dimulai. Penonton yang awalnya berdiri di bagian depan langsung berlarian mundur, takut kena lemparan ketupat. Menyisakan para pemuda yang asyik saling lempar ketupat. 

Pelemparan Topat Pertama

Tapi lempar melempar ini gak asal lempar ya, melainkan dibagi menjadi dua kubu, yaitu atas dan bawah, kubu atas ada di sisi utara sedangkan kubu bawah ada di sisi selatan. Kedua kubu saling lempar menggunakan topat kecil yang telah disediakan. 

Awas... harus hati hati ya, kecil kecil gini topat ini menyakitkan lho, apalagi kalau sampai kena muka. Yang harus lebih diwaspadai yaitu adanya peserta yang sengaja bikin rusuh, yaitu dengan melempar selain topat, seperti bonggol jagung bakar, botol minuman, bahkan sampai telur busuk, haha alhamdulilah gak kena semuanya, tapi salah satu temen saya yang dari komunitas Lombok Backpacker ternyata ada yang kena telur busuk, hahaha baunya itu lho, hiiiiii.. *disgusting

yang di rumput2 itu adalah Kubu Bawah

in adalah Kubu Atas

Acara perang perangan ini ternyata sebentar banget, gak sampae 15 menit, panitia sudah meniup panjang peluit, yang artinya perang harus dihentikan, tapi ya yang namanya lagi seru seruan, tetep aja ada yang bandel gak mau berhenti, sampai sampai para polisi harus ikut turun tangan buat memberhentikan.

Oia perlu saya ingatkan ya, ini perang bukan perang beneran ya, ini cuma perang perangan, perang dengan penuh tawa gembira suka cita dengan tujuan untuk meningkatkan toleransi antar umat beragama :)

Source: berbagifun.blogspot.com


0 comments:

Post a Comment